As difficult as things may be
We can still find serenity
Look up beyond the storm
To calm the storm within
The God of heaven we all know
Is greater than the rain, the wind, or snow
In times of peril may I always know where to go
Kamis, 18 Oktober 2012
Jadilah....
Kalau engkau
Tak mampu menjadi beringin
Yang tegak di puncak bukit
Jadilah saja belukar
Tetapi belukar terbaik
Yang tumbuh di tepi danau
Kau engkau masih
Tak sanggup menjadi belukar
Jadilah rumput
Tetapi rumput yuang memperkuat
Tanggul pinggiran jalan
Kalau engkau
Tak mampu menjadi jalan raya
Jadilah saja jalan setapak
Tetapi jalan setapak
Yang membawa orang ke mata air
Tidak semua orang akan menjadi kapten
Tentu harus ada awak kapalnya
Bukan besar kecilnya tugas
Yang menjadikan tinggi rendahnya
Nilai dirimu
Jadilah saja dirimu sendiri
Sebaik-baiknya dan nilai dirimu sendiri
Rabu, 17 Oktober 2012
Inilah Doa Kami ya Tuhan
Inilah doa kami
ya Tuhan,
Biarlah kehidupan
kami dapat memancarkan kasih senantiasa
Dan di dalam
hidup kami,
Jadikanlah kami
alat pendamai-Mu.
Dimana ada
kebencian,
Biarlah kami
memancarkan kasih
Dimana ada orang
yang menyinggung perasaan,
Biarlah kami
memaafkan
Dimana ada
keraguan biarlah kami menguatkan iman,
Dimana ada yang
putus asa
Biar kami membawa
pengharapan,
Dimana ada
kegelapan biar kami membawa terang
Ya Tuhan,
tolonglah agar kami tidak selalu minta di hibur tapi menghibur;
Tidak untuk di
mengerti tapi mempunyai pengertian,
Tidak slalu
menuntut untuk di kasihi tapi mengasihi,
Karena bila kami
mengampuni kami diampuni,
Karena bila kami
mati, kami dilahirkan kembali untuk kehidupan kekal.
AMIN
Selasa, 02 Oktober 2012
- Ketulusan Cinta -
Robertson McQuilkin adalah seorang Rektor Universitas Internasional Columbia. Namun isterinya mengalami sakit alzheimer atau gangguan fungsi otak, sehingga ia tidak mengenali semua orang bahkan anak-anaknya, hanya satu orang yang ada dalam ingatannya, yaitu suaminya Robertson.
Karena kesibukan Robertson, maka ia menyewa seorang perawat untuk merawat dan menjaga isterinya. Namun suatu pagi alangkah herannya ia dan semua orang dikantornya, melihat Muriel isterinya datang ke kantor tanpa alas kaki dan ada bercak-bercak darah di kakinya. Ternyata Muriel bangun dari tempat tidur dan hanya dengan menggunakan daster berjalan kaki menuju kantor suaminya yang berjarak kira-kira satu kilometer dan bercak-bercak darah ada di sepanjang lantai kantor suaminya karena kakinya terantuk di jalan beberapa kali. Ketika masuk ke kantor suaminya, Muriel berkata “Saya tidak mau perawat, saya hanya mau kamu menemaniku.”
Mendengar kata-kata Muriel, Robertson mengingat janji nikahnya 47 tahun lalu, dan tidak lama kemudian ia meminta kepada pihak universitas untuk pensiun dan berhenti dari jabatannya sebagai Rektor. Pada pidato perpisahan di Universitas Internasional Columbia Robert McQuilkin menjelaskan apa yang terjadi pada isterinya dan mengapa ia mengambil keputusan untuk mengundurkan dari dari jabatannya.
Ia berkata: “47 tahun yang lalu, saya berjanji kepada Muriel dihadapan Tuhan dan disaksikan banyak orang, bahwa saya akan menerima dan selalu mencintai Muriel baik dalam suka maupun dalam duka, dalam keadaan kaya atau miskin, baik dalam keadaan sehat atau sakit.” Kemudian ia melanjutkan: “Sekarang inilah saat yang paling diperlukan oleh Muriel agar saya menjaga dan merawatnya.”
Tidak lama kemudian Muriel tidak bisa apa-apa lagi, bahkan untuk makan, mandi, serta buang air pun, ia harus dibantu oleh Robertson. Pada tanggal 14 Februari 1995 adalah hari istimewa mereka, 47 tahun lalu, dimana Robertson melamar dan kemudian menikahi Muriel. Maka seperti biasanya Robertson memandikan Muriel dan menyiapkan makan malam kesukaannya dan menjelang tidur ia mencium Muriel, menggenggam tangannya, dan berdoa, “Tuhan, jagalah kekasih hatiku ini sepanjang malam, biarlah ia mendengar nyanyian malaikat-Mu.”
Paginya, ketika Robertson sedang berolahraga dengan sepeda statis, Muriel terbangun. Ia tersenyum kepada Robertson, dan untuk pertama kali setelah berbulan-bulan Muriel tak pernah berbicara, ia memanggil Robertson dengan lembut dan berkata: “Sayangku …” Robertson terlompat dari sepeda statisnya dan memeluk Muriel. Kemudian Muriel betanya kepada suminya: “Sayangku, apakah kamu benar-benar mencintaiku?” tanya Muriel lirih, Robertson mengangguk dan tersenyum. Kemudian Muriel berkata: “Aku bahagia,” dan itulah kata-kata terakhir Muriel sebelum meninggal.
Sungguh kasih yang luar biasa. Alangkah indahnya relasi yang didasarkan pada cinta, tidak ada kepedihan yang terlalu berat untuk dipikul. Cinta adalah daya dorong yang sangat ampuh agar kita selalu melakukan yang terbaik. Menjalani kegetiran tanpa putus asa, melalui kepahitan tanpa menyerah, melewati lembah kekelaman dengan keberanian. Komitmen sejati dan cinta sejati menyatu. Cinta sejati harus memiliki komitmen sejati. Tanpa komitmen sejati, cinta akan pudar di tengah jalan, di tengah kesulitan dan penderitaan. Mari kita menumbuh kembangkan cinta kasih, untuk melandasi setiap motivasi, tindakan dan ucapan kita di mana pun dan kapan pun kita berada.
From:
SL-Books
Sahabat-sahabt SL-Books Yang Terkasih, Mari Kita Share Kisah Ini Untuk Menginspirasi Banyak Orang Melalui Media Sosial. Semoga Saja Dengan Kisah Ini Dapat Memeberikan Manfaat Bagi Yang Membacanya.
Langganan:
Postingan
(
Atom
)